Pendidikan Geografi dan Pendidikan Kewarganegaraan di PORTUGAL : Tantangan di Abad 21


Intercultural of Jorunal
Tugas dari Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si.
Edit by Abdinur batubara
1502688
Jurnal yang Diakses dari :

10-Oktober-2015, Pukul : 14.09.            

Abstrak
Adanya anggapan dari pendidik geografi akan pengaruh dari kajian pendidikan geografi terhadap pendidikan kewarganegaraan. Namun, Era globalisasi telah menciptakan suatu wilayah baru dan perbatasan baru sehingga tidak selalu mudah untuk melewatinya (wilayah baru dan perbatasan sebagai tantangan di era globalisasi). Tetapi kedua hal tersebut ada dan hidup berdampingan memberikan makna baru untuk sebuah ide akan sebuah harapan. Kajian geografis telah memperoleh semua dimensi ini dan tidak bisa lagi dilihat segi kepentingannya aja. Artikel ini membahas konsep dari pendidikan kewarganegaraan bagi guru-guru geografi portugis di dalam sifat multikultural masyarakat portugis dan sekolahnya. Referensi terakhir adalah dimana pendidikan kewarganegaraan sebagai bagian dari kepentingan Perkembangan Kota.

Kata kunci : Kewarganegaraan, Pendidikan, Geografi, Multikultural




Pendahuluan
Konsep perbatasan merupakan perihal penting di dalam konsep geografi. Seperti yang dikatakan oleh Ciattoni (2003), bahwa perbatasan tidak bisa lepas sebagai bagian dari objek Geografis. Terkait dengan konsep wilayah, “perbatasan” merupakan sebuah struktur universal. Sebagai skema organisasi mendasar  untuk kehidupan sosial dan kehidupan manusia di bumi. “Pinggiran” juga merupakan perubahnya realita geografis yang dapat diatasi dalam banyak hal dan dapat menggunakan banyak wujud diantaranya : wujud Linier, pengkategorian, atau dengan mental dan imajinasi. Di dalam geografi, wilayah merupakan ruang yang disesuaikan untuk kelompok sosial tertentu dan “perbatasan” merupakan fisik atau psikologis yang membatasi wilayah itu.
Pendidikan geografi berhubungan dengan pendekatan baru yakni  wilayah dan batas-batasnya. Dimensi masyarakat multikultural menjadi mustahil rasanya untuk mengabaikan bahwa banyaknya isu-isu global sekarang yang tercermin di dalam negara kami, daerah, kota, dan tentu saja di sekolah kami.
Dan bagi subjek (daerah, kota, dan sekolah)  yang dirancang khusus untuk memahami hubungan diantara sifat dengan masyarakatnya, dan bagaimana dampaknya dikehidupan kami sehari-hari. Gagasan akan inklusi dan eksklusi menjadi sangat relevan. Hal ini menjadi kekhawatiran geografis untuk memahami bagaimana siswa dapat memahami pengetahuan yang mempersiapkan mereka untuk menganalisis dan memahami masalah yang kompleks dan relevan di dunia ini dari hubungan yang beragam (multikultur).
Ini juga menjadi perhatian guru di dalam banyak studi yang diterapkan di sekolah portugal. Dunia yang kompleks tidak lagi jauh dari realitas tetapi ada di dalam hidup kita dan ada di kelas kami.
Mengenai “Perbatasan” objek kajian dari pendidikan geografi bukan hanya sekedar mengenai perbatasan nasional atau dengan orang-orang eropa sekalipun (bukan sekedar perbatasan wilayah saja) namun mereka lebih kearah sosial dan fisiologis. Dan saat ini merupakan waktu paling sulit untuk mengatasinya.
Melalui pendidikan kewarganegaraan, guru-guru pada umumnya dan khususnya guru geografi mencoba untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kebutuhan akan pengembangan berfikir kritis tentang isu-isu global yang kompleks yang mana sekarang menjadi realita nyata di kehidupan mereka.
Sekolah portugis berlingkungan multikultur, walaupun terkadang tidak terlihat istilah adanya perpecahan sosial diantara kelompok yang ada dan diperlukan pula untuk penyanggahan akan orang-orang yang menyangkal kebebasan, hak, dan kreatifitas seseorang. Tulisan ini menunjukkan bahwa pendidikan geografi di sekolah telah mencoba untuk meruntuhkan dinding (mengatasi) tentang apa yang menyangkut pemahaman dunia (yang salah). Pertama, kita harus merujuk bagaimana makna dari pendidikan kewarganegaraan, kemudian tulisan ini berfokus pada implikasi sifat keanekaragaman di sekolah dan bagaimana peran pendidikan geografi di sekolah, melalui aspirasi guru, memberikan lingkungan yang bersudut pandang pada pentingnya praktek pendidikan kewarganegaraan yang efektif.
Analisis multiskala ini penting ketika berfikir tentang keragaman kewarganegaraan dan dampakanya pada kehidupan manusia begitupun      perkembangan sosial. Hal ini memungkinkan untuk menganalisis masalah lokal, regional, nasional, dan global begitupun menganalisis kritis yang berdampak juga pada keragaman.
Metodologi penelitian terdiri dari bahan analisis tentang perubahan terbaru dalam komposisi sekolah portugis, perubahan terbaru di sekolah dalam dari sudut geografi, mengenai guru pendidikan kewarganegaraan, dengan menggunakan paradigma penelitian kualitatif.
Ini juga menyangkut dari isi pendidikan geografi yang sedang beradaptasi dalam hal keragaman,  inklusi, dan pengucilan, serta pengalaman guru akan ketepatan mempertimbangkan perdebatan masalah ini. Data yang disajikan dipilih dari penelitian yang lebih luas yang bertujuan untuk membuktikan bahwa banyak dari pendekatan ini dapat berfungsi untuk masalah keragaman lokal, atau dengan kata lain, yang mana kota-kota bisa menjadi ruang dari manfaat dan masalah globalisasi dapat ditemukan dan dipelajari  di mana gagasan wilayah dan perbatasan dapat berfungsi menjadi kerangka pendidikan geografi di sekolah Portugal.



Makna Pendidikan Kewarganegaraan

Berbagai istilah digunakan di seluruh dunia sebagai arah untuk mengajar dan belajar yang baik dengan beberapa cara yang bijak sebagai bagian dari perkembangan kewarganegaraan. Ini termasuk pendidikan kewarganegaraan, ilmu kewarganegaraan, IPS , keterampilan hidup , dan pendidikan moral. Tambahan lagi, ada hubungan dengan berbagai mata pelajaran (misalnya, sejarah, geografi, ekonomi , politik , bahasa, studi lingkungan, dan pendidikan agama). Oleh karena itu diskusi pendidikan kewarganegaraan meliputi : keragaman dan masalah kurikulum perihal wacana daerah (Jackson , 2004).
Setelah di analisis lebih dari 300 definisi demokrasi terkait dengan pendidikan kewarganegaraan, David Kerr (2003) mengidentifikasi sejumlah tema terkait dan konsep yang umum untuk pendidikan kewarganegaraan :
Tema : melestarikan terkait sesuatu hal, seperti masyarakat yang demokratis yang terkait hak; gagasan partisipasi dalam masyarakat; persiapan atau pembangunan kinerja generasi muda untuk partisipasi aktif dan apresiasi; fokus pada inklusi atau integrasi ke dalam masyarakat; konsentrasi pada masyarakat kontemporer, dorongan kemitraan; dan publikasi pandangan  internasional...
Definisi ini juga menyoroti sejumlah konsep inti bahwa pendidikan kewarganegaraan mendukung hal tersebut, termasuk demokrasi, hak, tanggung jawab, toleransi, menghormati, kesetaraan, keragaman dan komunitas masyarakat. . . Pendidikan kewarganegaraan juga melibatkan dimensi pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. dimensi Ini diterapkan bersama-sama melalui pengajaran dan pendekatan pembelajaran,  yang memiliki tujuan utama membentuk dan mengubah sikap dan perilaku  generasi muda ke dalam kehidupan dewasa mereka. Sumber pendidikan kewarganegaraan adalah masyarakat modern dan penanganan perihal isu-isu hangat dan sensitif. Pendidikan kewarganegaraan memungkinkan pertimbangan terhadap masalah ini, acap kali diatur sesuai dengan kerangka historis, dari berbagai perspektif." (hlm. 7-8, huruf miring ditambahkan). 
Portugal mengikuti  rekomendasi dari Dewan Eropa pada pendidikan kewarganegaraan yang demokratis (Dewan Eropa , 2002). Dewan Eropa jelas mengacu pada fakta bahwa hal tersebut sebagai tanggung jawab dari generasi sekarang dan  masa depan untuk mempertahankan dan melindungi masyarakat demokratis, dan pendidikan memiliki peran penting dalam menerapkan partisipasi aktif dari semua individu dalam politik, sipil, sosial, dan kehidupan budaya. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan yang demokratis sangat penting dan harus dilaksanakan di semua anggota negara. Dinyatakan bahwa : 
Pendidikan Kewarganegaraan Demokratis harus mengacu pada semua lingkup formal, nonformal maupun informal dalam kegiatan pendidikan, termasuk dari keluarga, memungkinkan seorang individu untuk berperan sebagai warga negara yang aktif dan bertanggung jawab menghormati hak orang lain; pendidikan kewarganegaraan demokratis harus dipertimbangkan sebagai faktor untuk keterikatan sosial, saling pengertian, keantarbudaya, dialog antaragama, dan solidaritas, hal ini dimaksud sebagai kontribusi untuk menerapkan prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, dan juga mendorong pendirian harmonis dan hubungan damai dalam dan di antara bangsa-bangsa, serta pertahanan dan pengembangan demokrasi masyarakat dan budaya; juga pendidikan untuk kewarganegaraan yang demokratis, hal ini sebaiknya menjadi titik sentral dalam reformasi pelaksanaan kebijakan pendidikan.
Rekomendasi penting lain, Kementerian Portugis menerbitkan Pendidikan pada tahun 2006  yaitu tentang "Tujuan strategis dan rekomendasi untuk rencana perihal Pendidikan Kewarganegaraan” (http://sitio.dgidc.minedu.pt/cidadania/ Dokumen / FECidadaniaSP.pdf).
Hal ini mengacu pada kebutuhan untuk merekomendasikan semua siswa akan dasar umum dari pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai melalui pendidikan akurat terhadap hak dan tanggung jawab dalam perspektif pendidikan untuk kewarganegaraan global yang diharapkan sebagai berikut : 
kontribusi dalam pengembangan pribadi dan sosial siswa berdasarkan pengalaman penganekaragaman demokratis hidup; perkembangan siswa sebagai anggota aktif masyarakat mampu menghilangkan mekanisme sosial yang membangun dan mereproduksi ketidaksetaraan dan diskriminasi, serta mampu menghargai keragaman sebagai cara pengayoman manusia; dan kesadaran siswa tentang tanggung jawab mereka sebagai anggota masyarakat, mendorong partisipasi, pertanggungjawaban, dan kesepakatan dalam membangun dunia, di mana kebebasan, keadilan, dan solidaritas benar-benar ada.

Hal ini sangat penting ketika mempertimbangkan perubahan masyarakat portugis merasakan apa yang menyangkut dengan dimensi multikultural, dan tentu saja yang dimaksud adalah sekolah.

Perubahan Terbaru terhadap –Dimensi Multikultural Sekolah Portugis Selama berabad-abad Portugal adalah negara emigran, tapi baru-baru ini situasi ini telah berubah. Dalam dekade terakhir, Masyarakat Portugis telah berubah sebagai hasil dari perkembangan setiap tahun, semakin banyak orang dari berbagai negara, budaya , dan agama datang ke Portugal dalam mengejar pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. meskipun situasi ini bukan hal baru di Portugal yang selama bertahun-tahun memiliki imigran yang diterima dari PALP (Negara-negara Afrika berbahasa Portugis) dan Brasil, yang membuat fenomena ini semakin menantang yaitu dengan kedatangan banyak imigran dari Eropa Timur. Institut Statistik Nasional mencatat skala imigran di Portugal, dalam dekade terakhir (Tabel 1).
Hal ini dimaksudkan untuk melihat presentase imigran yang telah berkembang pesat dua kali lipat setiap dekade. Asal imigran juga berubah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 dan 2, selama 10 tahun terakhir : jelas bahwa pada tahun 2000, afrika masih pemasok utama imigran ke portugal (hampir 47% dari total imigran). Mayoritas imigran afrika berasal dari PALP (total 95% dari imigran afrika untuk portugal), seperti yang ditunjukkan tabel 2.
Selama dekade 2000, skala ini mulai berubah dan saat eropa menjadi pemasok utama imigran portugal. Berikut Gambar 2 akan menunjukkan pergeseran yang kuat.
Gambar 2
Imigran berdasar asal benua pada tahun 2008 (institut statistik nasional [INE], 2010)
Imigran Afrika belum pernah berada posisi ke-2 semenjak kedatangan imigran eropa ke portugal. Mayoritas kedatangan eropa ke portugal dengan beberapa tujuan, terutama dari umat kristiani Eropa. Gambar ke-3 menunjukkan imigrasi dari negara-negara eropa timur sekarang hampir 70% dari imigrasi eropa. Selain itu penting untuk tidak lupa akan presentase dari amerika selatan, nilai relatif yang meningkat sejak tahun 2000 (sekitar 12% dari total imigrasi dan pada tahun 2008 mencapai lebih dari 25% dari imigran tiba di Portugal). Imigran ini terutama dari Brasil (95% dari imigran yang berasal dari Amerika Selatan pada tahun 2000 dan 81% pada tahun 2008). Pola perubahan imigrasi menyajikan banyak tantangan untuk kedua negara dan masyarakat. Aliran imigran ke Eropa Selatan telah membuat wilayah Mediterania banyak menciptakan masalah baru yang kompleks. Sifat imigrasi sejak tahun 1990-an merupakan campuran yang luar biasa dari kebangsaan dan keterampilan (Baldwin-Edwards, 2004).
Tapi itu bukan hanya masyarakat yang harus menghadapi semua Perubahan baru-baru ini : Sistem pendidikan juga merasa perlu untuk beradaptasi dengan kenyataan baru Portugis. Sekolah menjadi campuran dari kebangsaan dan budaya. Jika masyarakat semakin multikultural, sekolah Portugis juga akan termasuk, populasi generasi muda akan mengakibatkan berbagai asal usul. Sekolah memiiki tugas lebih dari sebelumnya dalam memahami multikulturalisme. Hal ini diperlukan untuk mengambil pertimbangan dimensi ini yang sedemikian rupa bahwa semua perbedaan dihormati dan sekolah masih mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat (Bernardo, 2007).
Integrasi imigran, pengungsi, pencari suaka, dan minoritas dalam sistem pendidikan Portugis berikut prinsip-prinsip Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia  dan, khususnya, Konvensi PBB tentang Hak anak 36 (Pasal 2, n.1), yang diterapkan independen mengenai status hukum anak. Perundang-undangan nasional dan Undang-Undang Republik Portugis (Pasal 13, 15, 73, dan 74) penerapan hak perlakuan yang sama dalam akses ke  pendidikan dan pengajaran, independen dari ras, bahasa, wilayah asal, atau agama. 
And ... Coming soon :)


Comments

Popular posts from this blog

Manajemen Pendidikan Dalam Perspektif Pedagogik