Filsafat dan Ilmu




“Satu-satunya kebijaksanaan sejati adalah mengetahui bahwa
anda tidak tahu apa-apa”
Socrates[1]

Layaknya bunga dan mahkotanya, Filsafat akan terasa indah jika dibeluti dengan Ilmu begitupun sebaliknya. Orang berilmu akan semakin lengkap jika berfalsafah. Contoh sederhananya dimana seorang anak yang bertanya kepada ayahnya, Ayah.. apasih fungsinya membaca buku ? Ayahpun menjawab, fungsinya agar kamu dari tidak tahu bisa menjadi tahu. Padahal jika berfilsafat maka kejadiannya seperti ini. Ayah.. apasih fungsinya membaca buku ? Ayahpun menjawab, dengan membaca buku wawasan kamu bertambah, menstimulasi mental kamu agar tetap terlatih untuk berfikir, dan meningkatkan memori kamu. Perbedaan ini diakibatkan ayahnya yang tanpa sadar sedang berfilsafat karena dalam kajian filsafat secara epistimologi manusia itu berfikir dan berfikir. Dengan berfilsafat esensi nilai sesuatu hal itu akan didapat.

Namun sudahkah semua orang yang dianggap berilmu juga berfilsafat ?. Ilmu seseorang akan semakin hakiki jika dikuatkan dengan berfilsafat, sebab berfilsafat akan semakin membijaksanakan nilai manfaat dari ilmu tersebut.

 

“Orang yang berilmu mengetahi orang yang bodoh karena dia pernah bodoh, sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang yang berilmu karena dia tidak pernah berilmu”
~Plato

A.    Pengertian Filsafat
Secara etimologi filsafat merupakan philos dan sophie, dimana philos adalah
Cinta dan shopie adalah kebijaksanaan.
v  Cinta : suka sekali akan sesuatu
v  Kebijaksanaan : kebenaran, keadilan, kebaikan, keindahan
Secara subjektif merupakan pandangan orang baik langsung maupun dari hasil karyanya, dari segi operasional filsafat dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan para filsuf dan secara objektif filsafat sebagai lingkup lapangan penyelidikan/ penelitian filsafatnya. Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI)
 Pusat Bahasa Edisi keempat (2008: hal.392), filsafat diartikan :
v  Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada , sebab, asal, dan hukumnya;
v  Teori yang mendasari alam pemikiran atau suatu pemikiran;
v  Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika dan epistemolog;
v  Falsafah.
B.    Filsafat Dalam Pandangan Para Filsuf
Menurut Plato (427-348 SM) filsafat merupakan pengetahuan yang bersifat untuk mencapai kebenaran yang asli. Sementara menurut Aristoteles (382-322 SM) filsafat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu metafisika, logika, retorika etika, ekonomi, politik dan estetika. Dan menurut Cicero (106-043 SM) filsafat adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya.
Descartes (1596- 1650) filsafat sebagai kumpulan pengetahuan di mana tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya. Immanuel Kant (1724- 1804) filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala pegetahuan yang mencakup empat persoalan termasuk metafisika, etika, agama dan antropologi.[2] Al Kindi (801-873 M) dimana filsafat sebagai pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia.[3]
C.    Pemikiran Dalam Filsafat
Pemikiran filsafat dibagi atas tiga diantaranya : Pemikiran rasional, Pemikiran
Responsip, Pemikiran pandangan hidup.
1.        Pemikiran rasional
Dapat dijangkau oleh akal manusia, Bermula dari orang- orang yang tinggal di tempat di mana asal-usul filsafat lahir merasa belum puas dengan hanya bergantung pada mitos dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, Adanya hasrat manusia yang selalu ingin mengembangkan diri sehingga menggunakan rasionalnya untuk mencari jawaban atau menyelesaikan masalahnya sehingga bisa ditemukan esensi dari apa yang ingin dicarinya itu.
2.        Pemikiran responsip
Pemikiran ini maksudnya bahwa tidak ada sesuatu pun di luar jangkauannya., Memahami kenyataan dengan menyusun pandangan dunia dengan memberi keterangan tentang semua hal tentang dunia tersebut.
3.        Pemikiran pandangan hidup
Apa yang dihasilkan dari filsafat bisa dijadikan sebuah pedoman atau pandangan hidup, Puspowardojo (1989): filsafat dari segi fungsi dan pembahasan, Fungsi lebih melihat pada sesuatu   sebagai metode/ pandangan. Kalau condong pada cara berpikir dan menganalisis yang lebih bertanggung jawab (metode). Kalau cenderung pada nilai dan pemikiran mengenai persepsi , landasan dan pedoman tingkah laku seseorang atau masyarakat dalam seluruh kehidupan mencapai cita-citanya. (pandangan)

D.      Ciri Filsafat
Tabel 1. Ciri FIlsafat
No
Ciri Filsafat
Keterangan
1.
Sifat
   Subjektif
deskripsi/ gambaran sesuatu yang bila disimpulkan akan menghasilkan kasus demi kasus suatu keadaan menurut pandangan/perasaan sendiri yang tidak langsung mengenai pokok/ ensesinya

     Normatif
keadaan yang berpegang teguh pada kaidah yang berlaku.
2.
Bentuk
·         Tersirat
terdiri atas gagasan, pepatah, aturan dan norma sosial yang hidup di masyarakat.
·         Tersurat
Terdiri atas gagasan yang terdapat di dalam daftar pustaka serta hasil karya pemikiran sesorang atau filsuf.
3.
Jenis
      Umum/ murni 
      cabang dan visi
      Khusus/ terapan

4.
Objek
      Formal
Keseluruhan lingkup yang menjadi tugas/disiplin filsafat berupa pertanyaan yang bersifat mendasar seperti apa?mengapa? Bagaimana?
      Material
Sasarannya dari pertanyaan di atas berupa kenyataan, pengetahuan, nilai dan manusia


E.       Cabang Ilmu Filsafat
Dalam filsafat sendiri ada beberapa hal yang menyebaban filsafat itu berbeda dalam pembagiannya. Diantaranya : erbedaan pengalaman, kejadian, renungan, keyakinan/kepercayaan, pengertian dan persepsi tentang alam, benda, tuhan, hidup, mati, baik, buruk, dan lain-lain, Perbedaan.
bakat, pengalaman, pendidikan, lingkungan, jaman dan pandangan hidup, Perbedaan aspirasi, minat dan kegiatan manusia, Perbedaan faktor alam dan problematika yang dihadapi, Perbedaan perkembangan sejarah/jaman; Perbedaan pengaruh alam sekitar; Perbedaan jawaban atas pertanyaan tentang metafisika; Perkembangan teknologi dan ilmu.

LAPANGAN FILSAFAT
PERTANYAAN DASAR
Logika
Apakah hukum-hukum penyimpulan itu?
Metodologi (Filsafat)
Apakah teknik-teknik penyelidikan itu?
Metafisika
(Apakah hakekat kenyataan itu?)
Ontologi
Apakah kenyataan itu?
Kosmologi
Bagaimanakah keadaannya sehingga kenyataan itu dapat teratur?
Epistemologi
Apakah kebenran itu?
Biologi Kefilsafatan
Apakah hidup itu?
Psikologi Kefilsafatan
Apakah jiwa itu?
Antropologi Kefilsafatan
Apakah manusia itu?
Sosiologi Kefilsafatan
Apakah masyarakat dan Negara itu?
Etika
Apakah yang baik itu
Estetika
Apakah yang indah itu?
Filsafat Agama
Apakah yang menurut perspektif keagamaan disebut (abadi) itu?

F.       Implikasi Cabang Filsafat Pada Pendidikan
Dari kegunaan keduanya memiliki hubungan saling menguntungkan atau memiliki peran yang sama dalam pengaruhnya terhadap pendidikan.
 a.      Implikasi
1.      Proses belajar yang bertujuan penguasaan ilmu sebagai alat berpikir analisis
2.      pandangan peserta didik yang tidak hanya menganggap ilmu sebagai teori tetapi juga praktik
3.      Perubahan sikap , keterampilan dan kepribadian ilmiawan
4.      Keseimbangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
5.      Proses berpikir nalar

b.      Hubungan Filsafat pada Pendidikan
No
Cabang filsafat
Pendidikan
1.
Metafisika menghasilkan pandangan tentang kenyataan yang benar
Pendirian dalam memilih pandangan tentang kenyataan yang benar
2.
Epistemologi menghasilkan prosedur memperoleh pengetahuan dan jenis-jenisnya
Bahan pertimbangan untuk penyusunan kurikulum, terutama pengetahuan dan ilmu metode ilmiah
3.
Logika menghasilkan ukuran benar dan tepat dalam keterkaitan gagasan
Prosedur berpikir dalam mengutarakan gagasa yang benar dan tepat
4.
Aksiologi (etika) menghasilkan pandangan mengenai nilai kehidupan
Bahan pertimbangan untuk menentukan tujuan pendidikan

C. Implikasi Filsafat pada Guru
Cabang filsafat yang bergerak pada aktivitas guru dala pembelajaran adalah Filsafat Hidup  dan Filsafat Pendidikan. Dimana dalam filsafat hidup adanya nilai kebijaksanaan pada produk pembelajaran guru, sikap, dan pemikirannya. Dan dalam filsafat pendidikan sendiri adanya kajian perilau-perilaku sehari-hari guru dan perilaku guru dikelas.      


KESIMPULAN

“Berfilsafat itu seperti menjabat tangan seseorang dengan tak tersentuh, tetapi memberi kehangatan”
~Abdinur Batubara

Filsafat itu mencari nilai kebijaksanaan (Sophie) dan esensi sesuatu hal, dan dengan filsafat maka nilai kebijasanaan dan esensi dari ilmu itu akan diperoleh. Beberapa filsufpun jika disimpulkan maka filsafat itu merupakan mencari esensi dari sesuatu hal yang berdasar pada nilai Tuhan dan demi kepentingan umat manusia.

Hubungan keduanya baik filsafat dengan ilmu maupun sebaliknya terpata hubungan simbiosis mutualisme. Lihat saja kerjasama antara Isaac Newton terhadap filsafat Jhon Locke. Dua pemikir dimana isac newton dengan keilmuannya menjadi panutan bagi lock dengan teori toleransinya didukung oleh nilai-nilai agama yang diusung oleh isaac newton.

Jadi sangat lah besar hubungan keduanya sebagai pedoman bagi setiap manusia dalam meentukan keputusan di kehidupannya. Filsafat sebagai penuntun dan ilmu sebagai bekalnya.


Hanya untuk Mahasiswa PPKn FIS UNIMED

PASSWORD DARING 2 Kelas VI/A Filsafat Pancasila

Password : smart



[1] Jostein Gaarder, Dunia Sophie : Sebuah Novel Filsafat, terjemahan Rahmani Astuti, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2006), hlm. 74.
[2](Pengertian filsafat menurut Immanuel ant diambil dari: http://www.usupress.usu.ac.id.Diunduh pada tanggal : 31 Juli 2012).
[3](Pengertian Filsafat oleh Al indi Diambil dari : http://makalah-gratis.blogspot.com/2007/09/filsafat-ilmu-ilmu-filsafat-dan-teologi.html . diunduh tanggal 14 September 2012).




Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pendidikan Geografi dan Pendidikan Kewarganegaraan di PORTUGAL : Tantangan di Abad 21

Manajemen Pendidikan Dalam Perspektif Pedagogik